Gambar: www.wisegeek.com |
Gaung propinsi jagung tidak pernah sampai di telinga kebanyakan masyarakat kecil di pedesaan, apalagi implementasinya. Hal ini terbukti dengan kenyataan bahwa ketika berhadapan dengan serangan hama, petani desa sama sekali tak dipersiapkan. Kenyataan ini dihadapi juga oleh petani di desa Watobaya, kecamatan Adonara Barat, Kabupaten Flores Timur. Banyak lahan yang ditanami jagung kini diserang hama tikus. Alhasil, tahun ini banyak ladang jagung tak dapat berproduksi.
“Di lahan saya, jagung hanya sekitar seratus tongkol yang berhasil saya selamatkan untuk dikonsumsi keluarga,” kata Rafael Rasa, warga dusun Lamalewa. Sementara Gabriel Pati yang menyiapkan dua puluh tongkol jagung untuk bibit malah memanen kurang dari jumlah bibit tersebut.
“Saya hanya berebut memanen sebelum habis digerogoti hama dan cukup untuk satu periuk jagung rebus segar” ungkap Pati. Menurutnya, hama tikus kembali menyerang lahan warga setelah tahun sebelumnya sempat diancam hama walang sangit.
Kepala dusun Lamalewa yang akan demisioner, Arnold Sili mengatakan, para petani yang gagal panen tersebut akan segera mendapat santunan dari pemerintah. Menurutnya, data yang dihimpun di dusun Lamalewa menunjukkan bahwa tidak semuanya keluarga punya ladang jagung. Hanya sebagian kecil warga yang punya lahan yang ditanami tanaman umur pendek tersebut. “Kami melaporkan data sesuai kondisi di lapangan untuk diteruskan ke pemerintah tingkat atas,” pungkas Arnold. (Teks: Simpet)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar