Musim
panen buah jambu mente hampir berakhir di desa Watobaya. Meski panen kali ini
diakui tidak begitu menggembirakan, akumulasi hasil panen cukup berlimpah di
tingkat pengepul .
Gabriel
Pati, salah satu pengepul yang ditemui pada Sabtu (01/09/2018) mengaku, setiap
pekan rata-rata ia raup satu hingga dua ton mente. Ini setara dengan kemasan 25
hingga 50 karung mente ukuran besar (40 kg).
"Untuk
tiga dusun di desa Watobaya, total tercatat ada tujuh pengepul. Perolehan
mereka hampir sama, satu hingga dua ton." ujar Pati.
Jika
dikalkulasi, maka total panen per pekan berada di kisaran 7 hingga 14 ton. Ini
dibuat dengan asumsi bahwa petani hanya menjual hasil bumi pada hari Sabtu di
pasar Waiwadan Kecamatan Adonara Barat. Volume panen ini setara dengan nilai
126 juta rupiah hingga seperempat milyar rupiah per pekan.
Dari
total 153 KK tani di desa Watobaya, pendapatan per KK berkisar 800 ribu hingga
1 juta 600 ribu per pekan dari usaha tani jambu mente. Angka ini belum terhitung hasil panen dari dusun IV
yang letaknya terpisah.
Data
Adonara Barat Dalam Angka menyebut hasil produksi jambu mente per tahun
mencapai 333 ton di kecamatan Adonara Barat. Sementara pada Flores Timur Dalam
Angka, data produksi jambu mente Adonara Barat ditaksir 3156 ton. Belum jelas bagaimana menyikapi perbedaan data ini.
Pada
tingkat pengepul, petani bebas menjual hasil bumi ke mana saja sesuai harga
yang ia inginkan. Jika tidak puas dengan harga pengepul yang satu, mereka bebas
mencari pengepul lain.
Usaha
jambu mente adalah usaha tani yang baru mulai ditekuni sejak tahun 1990an di
desa Watobaya. Selain menekuni usaha ini, petani di desa Watobaya pun menekuni
usaha komoditi lain seperti kemiri, kelapa, cengkeh, dan pinang. (teks: Simpet)
Baru tahu ada jambu mete dari sana. Keren ini. Maju terus desanya dan terus berbagi dengan kami yang haus informasi tentang Flores Timur!
BalasHapusMakasih sudah mampir di blog kami yang sederhana ini
BalasHapus