Foto: Eduardo Ama Petund |
Adapun ruas jalan ini membentang dari dusun Lewohele
menuju ke arah utara hingga perbatasan desa Waitukan. Jalan ini melintasi
wilayah pertanian yang produktif. Terdapat lahan untuk tanaman jagung, padi,
hingga tanaman umur panjang seperti mente kemiri, dan kelapa. Komoditi dagang
ini dikelola oleh warga desa Watobaya, khususnya dusun Lewohele.
Dihitung
dari dusun Lewohele hingga pertigaan ruas jalan Baya-Waitukan, ruas jalan ini
mencapai panjang tiga kilometer. Hingga saat ini, ruas jalan tersebut hanya bisa
difungsikan untuk berjalan kaki. Sementara roda dua dan roda empat hanya bisa
melintas jika lubang-lubang bekas banjir telah ditimbun. Kondisi jalan yang
masih berupa tanah menyebabkan lalulintas kendaraan sangat tidak memungkinkan
di musim hujan.
Pada
tahun 2016, pernah dilakukan pelebaran oleh alat berat. Tetapi pelebaran ini
tidak disertai dengan pembuatan parit sehingga aliran banjir di musim hujan
menyebabkan erosi berat. Masyarakat desa Watobaya, khususnya Dusun Lewohele
berharap agar pembangunan jalan tani tetap menjadi prioritas pembangunan yang
didanai oleh dana desa ke depannya. (teks: Simpet Soge)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar