 |
| Foto: J Bayun |
Anjloknya harga kopi sekitar limabelas tahun terakhir membuat usahatani tanaman kopi tidak lagi menjanjikan. Banyak tanaman kopi yang ditebang atau dibiarkan mati diganti tanaman lain. Namun, sejumlah rumah tangga tani masih mempertahanan tanaman ini untuk konsumsi sendiri.
Magdalena Menge (58) salah satu petani masih memiliki areal untuk tanaman kopi di bilangan Beda Malu, dua kilometer di utara dusun Lamalewa. Ditemui pada Senin (6/7/2020), ia mengungkapkan bahwa tanaman kopi siap dipetik. "Daripada setiap kali minum harus dibeli, petik saja kopi kita punya," demikian ajak Menge.
Kopi merupakan salah satu minuman penyegar yang diminati warga. Untuk kebutuhan sehari-hari, warga masih menggunakan kopi sachet yang mudah dijumpai di pasaran. Namun untuk menghemat pengeluaran, warga dapat memanfaatkan produksi lokal. (Teks: Simpet)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar