 |
| Foto: Lii Junior |
Pekerjaan rabat Jalan Usaha Tani (JUT) ruas Watobaya-Trans Adonara desa Duwanur yang tersisa satu kilometer tahun 2020 ini dipending pengerjaannya. Hal ini terungkap pada saat musyawarah desa penetapan RKPDes di balai Desa Watobaya, Rabu (20/11/2019).
Pantauan di lapangan, JUT Barat menuju Jl. Trans Adonara ini terbentang sepanjang 5 km, tinggal 1.3 km yang belum dirabat beton. Sementara JUT Timur dari dusun Lewohele menuju Ipet tercatat sepanjang 3 km yang mayoritasnya belum dirabat.
John Bakai kepala dusun Lamawolo II dalam pertemuan tersebut mengatakan, dalam setahun pihak desa menargetkan membangun 1 kilometer fasilitas jalan dan lorong. "Untuk tahun ini, hanya direncanakan sepanjang 800 meter. Target tidak tercapai karena masih ada program lain yang harus didanai," ungkap John.
Hasil penetapan RKPDes sendiri menyatakan, pembangunan lorong untuk dusun Lewohele direncanakan sepanjang 500 meter, untuk dusun Lamalewa sepanjang 150 meter dan Lamawolo I sepanjang 150 meter. "Artinya tahun depan ini pembangunan tidak mencapai target 1 kilometer," tutur John di sela-sela penetapan RKPDesa Watobaya tahun 2020.
Kepala desa Watobaya terpilih Yohanes Tupen menanggapi tuntutan peserta rapat untuk memprioritaskan infrastruktur menyebutkan, infrastruktur terutama jalan tani tetap dikebut dalam lima tahun ke depan. Untuk sementara, tahun 2020 dihentikan dulu. Pemerintah desa pun sudah mengirim proposal ke pusat untuk kelanjutan pembangunan ruas jalan tani Barat ini.
Kondisi di desa Watobaya, kebutuhan jalan tani sangat penting karena desa yang subur ini merupakan lumbung hasil bumi. Catatan tahun 2018 saat musim panen jambu mente, per pekan hari pasar terkumpul 7 ton mente dari desa ini saja. Sementara komoditi pertanian lainnya masih banyak. Dengan akses yang lebih mudah ke lahan tani, maka petani akan lebih semangat menanam karena distribusi hasil ke pembeli semakin mudah. (Simpet)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar